BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan nasional dibidang kesehatan bertujuan untuk mencapai kemampuan untuk hidup sehat, bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Untuk mewujudkan kesehatan masyarakat secara optimal diperlukan peran serta masyarakat dan sumber daya masyarakat sebagai modal dasar dalam pembangunan nasioal, termasuk keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat.
Dalam upaya mewujudkan kesehatan masyarakat terutama dalam mencegah angka kematian ibu dan anak pemerintah mencanangkan program safe methorhood yang berupa 6 pilar sebagai realisasi kerja, antara lain :
1. Pelayanan keluarga berencana
2. Asuhan antenatal
3. Persalinan bersih dan aman
4. Pelayanan obsetrik neonatal
5. Pelayanan kesehatan dasar
6. Pelayanan kesehatan primer dengan pemberdayaan wanita
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarkat dimana masalah kesehatan dapat timbul, berupa masalah KIA/KB, KELING.
Dalam hal ini penulis mengambil kasus pada keluarga Tn. S pada RT. 01 RW. 02 Desa Kemanggungan Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal sebagai bukti pelaksanaan praktek kebidanan komunitas dan melaksanakan implementasi sesuai dengan prioritas masalah.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Membantu masyarakat dalam mengupayakan hidup sehat sehingga mencapai derajat kesehatan yang optimal.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak pada keluarga.
b. Menemukan masalah yang ada dan memprioritaskannya
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan maasalah
d. Implementasi hasil rumusan alternatif pemecahan masalah
e. Mendorong dan meningkatkan kesadaran serta partisipasi keluarga dalam upaya mendorong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan, serta menanamkan perilaku hidup sehat
C. Metode
Dalam penyusunan laporan ini penulis menggunakan metode deskriptif analitik yang menggunakan metode wawancara dan pendataan.
D. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan laporan ini terdiri dari 5 Bab, adapun sistematika penulisan dari masing-masing Bab, sebagai berikut :
1. BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Metode
D. Sistematika Penulisan
2. BAB II : LANDASAN TEORI
A. Konsep Komunitas
B. Konsep Keluarga
C. Masalah Utama
3. BAB III : TINJUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Intervensi
4. BAB IV : PEMBAHASAN
5. BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Kebidanan Komunitas
Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu. Kebidanan berasal dari kata “Bidan” yang artinya adalah seseorang yang telah mengikuti pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar atau mendapat ijin melakukan praktek kebidanan.
Sedangkan kebidanan sendiri mencakup pengetahuan yang dimiliki bidan dan kegiatan pelayanan yang dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang dilahirkan (J.H. Syahlan, 1996).
Komunitas adalah kelompok orang yang berada di suatu lokasi tertentu. Sarana kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada dalam keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit. Kebidanan komunitas dapat juga merupakan bagian atau kelanjutan pelayanan kebidanan yang diberikan di rumah sakit. Pelayanan kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan komunitas.
Kelompok komunitas terkecil adalah keluarga individu yang dilayani adalah bagian dari keluarga atau komunitas. Oleh karena itu, bidan tidak memandang pasiennya dari sudut biologis. Akan tetapi juga sebagai unsur sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan lingkungan disekelilingnya.
Dapat ditemukan disini bahwa unsur-unsur yang tercakup didalam kebidanan komunitas adalah bidan, pelayanan kebidanan, sasaran pelayanan, lingkungan dan pengetahuan serta teknologi.
Asuhan kebidanan komunitas adalah merupakan bagian integral dari system pelayanan kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu, anak dan Keluarga Berencana.
B. Manajemen Kebidanan Komunitas
Dalam memecahkan masalah pasiennya, bidan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
Manajemen kebidananan adalah metode yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta melakukan tindakan untuk menyelematkan pasiennya dari gangguan kesehatan.
Penerapan manajemen kebidanan melalui proses yang secara berurutan yaitu identifikasi masalah, analisis dan perumusan masalah, rencana dan tindakan pelaksanaan serta evaluasi hasil tindakan. Manajemen kebidanan juga digunakan oleh bidan dalam menangani kesehatan ibu, anak dan KB di komuniti, penerapan manajemen kebidanan komuniti (J.H. Syahlan, 1996).
1. Identifikasi masalah
Bidan yang berada di desa memberikan pelayanan KIA dan KB di masyarakat melalui identifikasi, ini untuk mengatasi keadaan dan masalah kesehatan di desanya terutama yang ditujukan pada kesehatan ibu dan anak. Untuk itu bidan melakukan pengumpulan data dilaksanakan sccara langsung ke masyarakat (data subyektif) dan data tidak langsung ke masyarkaat (data obyektif)
a. Data Subyektif
Data subyektif diperoleh dari informasi langsung yang diterima dai masyarakat. Pengumpulan data subyektif dilakukan melalui wawancara. Untuk mengetahui keadaan dan masalah kesehatan masyarakat dilakukan wawancara terhadap individu atau kelompok yang mewakili masyarakat.
b. Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh dari observasi pemeriksaan dan penelaahan catatan keluarga, masyarakat dan lingkungan. Kegiatan dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan data obyektif ini ialah pengumpulan data atau catatan tentang keadaan kesehatan desa dan pencatatan data keluarga sebagai sasaran pemeriksaan.
2. Analisa dan perumusan masalah
Setelah data dikumpulkan dan dicatat maka dilakukan analisis. Hasil analisis tersebut dirumuskan sebagai syarat dapat ditetapkan masalah kesehatan ibu dan anak di komuniti.
Dari data yang dikumpulkan, dilakukan analisis yang dapat ditemukan jawaban tentang :
a. Hubungan antara penyakit atau status kesehatan dengan lingkungan keadaan sosial budaya atau perilaku, pelayanan kesehatan yang ada serta faktor-faktor keturunan yang berpengaruh terhadap kesehatan. (H.L. Blum).
b. Masalah-masalah kesehatan, termasuk penyakit ibu, anak dan balita
c. Masalah-masalah utama ibu dan anak serta penyebabnya
d. Faktor-faktor pendukung dan penghambat
Rumusan masalah dapat ditentukan berdasarkan hasil analisa yang mencakup masalah utama dan penyebabnya serta masalah potensial.
3. Diagnosa potensial
Diagnosa yang mungkin terjadi
4. Antisipasi penanganan segera
Penanganan segera masalah yang timbul
5. Rencana (intervensi)
Rencana untuk pemecahan masalah dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan dan evaluasi.
6. Tindakan (implementasi)
Kegiatan yang dilakukan bidan di komunitas mencakup rencana pelaksanaan yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
7. Evaluasi
Untuk mengetahui ketepatan atau kesempurnaan antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan.
C. Konsep Dasar Keluarga
1. Pengertian keluarga
Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri atas 2 orang atau lebih adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga berinteraksi diantara sesama anggota keluarga, setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing, menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan. (Depkes. RI. 1998 dan Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya, 1989).
2. Struktur keluarga
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara, seadarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e. Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
3. Ciri-ciri struktur keluarga
a. Terorganisasi
b. Ada keterbatasan
c. Ada perbedaan dan kekhususan
4. Ciri-ciri keluarga
a. Diikat dalam suatu tali perkawinan
b. Ada hubungan darah
c. Ada ikatan batin
d. Ada tanggung jawab masing-masing anggotnya
e. Ada pengambilan keputusan
f. Kerjasama diantara anggota keluarga
g. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
h. Tinggal dalam satu rumah
5. Ciri-ciri keluarga Indonesia
a. Suami sebagai pengambil keputusan
b. Merupakan suatu kesatuan yang utuh
c. Berbentuk monogram
d. Bertanggung jawab
e. Pengambil keputusan
f. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
g. Ikatan kekeluargaan sangat erat
h. Mempunyai semangat gotong royong
6. Tipe/bentuk keluarga
a. Keluarga inti (nuclear family)
Adalah keluarga terdiri dari satu ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga besar (exended family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berantai (sereal family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda/ janda (single family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami yang hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas (cahabitation)
Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
Tipe keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (extended family) karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku hidup dalam suatu komuniti dengan adat istiadat yang sangat kuat.
7. Perawatan kesehatan keluarga
Adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan dan melalui perawatan sebagai sasaran.
D. Masalah Utama (Diare)
1. Pengertian
a. Diare adalah bentuk kotoran anak yang semula padat berubah menjadi lembek atau cair dan buang air besar 3 kali atau lebih 24 jam (Buku KIA)
b. Diare adalah buang air besar (DEFEKASI) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100 – 200 ml/ jam tinja dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat) dapat pula disertai frekuensi defkasi yang meningkat (Kapita Selecta Kedokteran Jilid 1 : 501)
c. Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3 kali sehari (WHO, 1980)
2. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala anak mederita penyakit diare adalah
a. Buang air besar encer atau cair 3 kali atau lebih dalam 24 jam
b. Tidak ada darah dalam BAB
3. Cara Pencegahan dan Penanganan Diare
a. Cara Pencegahan Diare
1) Pemberian hanya ASI saja pada bayi sampai usia 4 – 6 bulan
2) Mencuci tangan dengan sabun setelah berak dan sebelum memberi makan anak
3) Menggunakan jamban dan menjaga kebersihannya
4) Pembuangan tinja anak ditempat yang benar
5) Makanan dan minuman menggunakan air matang
b. Cara Penanganan Diare
1) Perbanyak pemberian minuman misalnya ASI, air matang, air syur, oralit
Cara pemberian oralit dan takarannya
Masukkan 1 bungkus oralit kedalam 1 gelas air (200 cc) yang sudah dimasuk atau air minum dan aduk sampai rata
2) ASI tetap diberikanterutamapada bayi untuk anak yang tidak menetek. Pemberian makanan lunak tetap diteruskan
3) Segera dibawa ke petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau bila ada tanda-tanda :
a} Buang air besar encer berkali-kali
b} Muntah berulang-ulang
c} Rasa haus yang nyata
d} Demam
e} Makan / minum sedikit
f} Darah dalam tinja
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA TN. S
Tanggal : 15 Februari 2008
Waktu : 16.00 WIB
Tempat : Rumah Tn. S
I. Pengkajian
A. Data Umum
1. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. S
Umur : 33 tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Status perkawinan : Kawin
Alamat : RT. 01 RW. 02 Desa Kemanggungan Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal
2. Susunan Keluarga
Nama
Umur
L/P
Status
Penddkn
Pekerjaan
Agama
Keadaan
Herlina
Syahril
Aji Nur Ismail
25 th
5 th
1 th
P
L
L
Istri
Anak
Anak
SMA
TK
-
IRT
-
-
Islam
Islam
Islam
Sehat
Sehat
Diare
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Anak yang dikaji
Tipe keluarga ini adalah keluarga inti, yang paling dominan dalam mengambil keputusan adalah ayah sebagai kepala keluarga. Hubungan dalam keluarga harmonis.
3. Kegiatan Sehari-hari
a. Kebiasaan tidur/ istirahat
1) Ayah tidak pernah tidur siang karena bekerja, malam dapat istirahat cukup
2) Ibu tidak pernah siang, malam dapat istirahat cukup
3) Anak-anak siang mesti tidur, malam istirahat cukup
b. Kebiasaan makan dan minum
Seluruh anggota keluarga makan 3 kali/hari dengan makanan pokok nasi ditambah lauk pauk (tahu, tempe, kadang-kadang telur dan ikan) serta sayur sayuran jarang diselang-seling dengan buah-buahan, anak-anak sudah diberikan makan pengganti ASI yaitu pisang.
c. Penggunaan waktu senggang
Penggunaan waktu senggang oleh ibu digunakan untuk membersihkan rumah dan mengurus keluarganya. Ibu kurang aktif mengikuti kegiatan pengajian ataupun yang lainnya.
4. Situasi sosial budaya dan ekonomi
a. Penghasilan suami tiap bulan tidak tetap tetapi cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keperluan belanja keluarga menjadi tanggung jawab ibu dan istri.
b. Hubungan keluarga dengan masyarakat sekitar baik.
5. Situasi lingkungan
a. Perumahan
Rumah milik sendiri. Jenis rumah permanen, atap dari genting lantainya ubin. Kebersihan rumah kurang, ventilasi cukup, pencahayaan cukup, penerangan rumah pada malam hari menggunakan listrik dan tidak ada cerobong asap.
b. Sumber air minum
Menggunakan sumur gali, keadaan air jernih, tidak berbau dan tidak berasa.
c. Tempat pembuangan tinja
Keluarga mempunyai jamban pribadi, namun kondisi jamban tidak terpelihara.
d. Pembuangan sampah
Sampah dibuang di tempat yang terbuka, di pinggir sungai.
6. Status kesehatan keluarga
a. Bila ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke puskesmas
b. Imunisasi kurang lengkap
c. KB : Ibu ikut KB suntik
d. Riwayat persalinan
Anak yang pertama dan kedua ditolong oleh bidan
e. Keadaan gizi keluarga
Pertumbuhan fisik keluarga Tn. S cukup, berat badan umumnya sesuai dengan usia anak, secara sepintas anak tampak sehat.
f. Penyakit yang pernah diderita
Untuk sebelumnya anaknya Tn. S juga menderita diare
g. Pengetahuan ibu
Ibu mengerti cara mengobati diare dengan obat tradisional
i. Analisa Data
Dari analisa data masalah kesehatan yang dialami keluarga adalah lingkungan yang kurang bersih (tidak adanya cerobong asap) didukung oleh sosial ekonomi yang masih rendah dan kurangnya pengetahuan tentang kesehatan. Faktor ini dapat berpengaruh terhadap status kesehatan keluarga itu. Hal ini bisa dilihat pada anaknya yang menderita diare.
Dalam hal ini bidan perlu memberikan perawatan dan penyuluhan tentang diare maupun kesehatan lingkungannya.
ii. Perumusan Masalah
Dari hasil analisa data timbul masalah pada keluarga yang disebabkan ketidaktahuan keluarga dalam masalah kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Kebersihan lingkungan
2. Diare
iii. Prioritas Masalah
Untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh keluarga Tn. S maka perlu dilakukan prioritas masalah yang ada sesuai dengan metode Hanlon kualitatif dengan USG (Urgency/mendesak, Seriuousness/kegawatan, Growth/ perkembangan).
1. Kesehatan lingkungan (kebersihan)
No
Kriteria
Perhitungan
Skor
Pembenaran
1.
Sifat Masalah
2/3 x 1
2/3
Ancaman kesehatan
2.
Kemungkinan masalah dapat dirubah
½ x 2
1
Adanya kemuan dari keluarga untuk menciptakan lingkungna yang bersih
3.
Potensi pencegahan
1/3 x 1
1/3
Dengan penyuluhan tidak menjamin dapat merubah perilaku tersebut
4.
Penonjolan masalah
0/2 x 1
0
Keluarga tidak menyadari bahwa kebersihan lingkungan berpengaruh terhadap status kesehatan keluarga
Total skor
2
2. Diare
U S G
M
1
2
TH
M
1
2
TH
M
1
2
TH
1
-
0
1
-
0
1
-
0
2
0
2
0
2
0
TV
0
1
TV
0
1
TV
0
1
TH
0
0
TH
0
0
TH
0
0
T
0
1
T
0
1
T
0
1
Diare Diare Diare
Dari perhitungan diatas maka prioritas masalah yang harus diintervensi adalah :
2. Diare
3. Kebersihan lingkungan
ASUHAN KEBIDANAN PADA AN. A
DENGAN DIARE DEHIDRASI RINGAN
Tanggal : 17 Februari 2008
Waktu : 19.00 WIB
Tempat : di Rumah Tn. S
I. PENGUMPULAN DATA
B. Data Subyektif
1. Biodata
Nama anak : An. A
Umur : 1 bln
Jenis kelamin : perempuan
Nama Ibu : Ny. H Nama Bapak : Tn. S
Umur : 25 Th Umur : 32 Th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa Suku bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Penghasilan : – Penghasilan : tidak tetap
Status perkawinan : Syah perkawinan ke : 1
Lama perkawinan : 7 Th
Alamat : Kemanggungan RT.01 RW. 02 Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan anaknya BAB 3x sehari dengan konsistensi cair sejak 1 hari yang lalu.
3. Riwayat kesehatan sekarang
- Ibu mengatakan anaknya tidak menderita penyakit kelainan darah seperti hemofilia
- Ibu mengatakan anaknya tidak menderita penyakit kelainan congenital
- Ibu mengatakan anaknya tidak menderita penyakit infeksi kronis seperti TBC
- Ibu mengatakan anaknya tidak menderita penyakit keturunan seperti Diabetes Mellitus
- Ibu mengatakan anaknya tidak menderita retradasi mental.
4. Imunisasi yang didapat
- BCG : 1 kali – Polio : 4 kali
- Hepatitis : 3 kali – Campak : belum
- DPT : 3 kali
5. Pola kebutuhan sehari-hari
Sebelum Sakit
Selama Sakit
§ Pola Nutrisi
Makan : 3x/ hari
Porsi : 1 porsi kecil habis
Jenis : ASI + makanan tambahan
Gangguan : tidak ada
Minum :
Jenis : ASI, air putih
Gangguan : tidak ada
§ Pola Nutrisi
Makan : 3 x/ hari
Porsi : 1 porsi kecil tidak habis
Jenis : ASI, bubur
Gangguan : sulit makan
Minum :
Jenis : ASI, air putih
Gangguan : tidak ada
§ Pola eliminasi
BAB : 1 kali/ hari
Konsitensi : lunak
Warna : kuning kecoklatan
Gangguan : tidak ada
BAK : 5 x/ hari
Warna : kuning jernih
Gangguan : tidak ada
§ Pola eliminasi
BAB : > 3 x/ hari
Konsitensi : cair
Warna : kuning
Gangguan : Diare
BAK : 4 – 5x/ hari
Warna : kuning jernih
Gangguan : tidak ada
§ Pola Istirahat
Tidur siang : + 1 jam
Tidur malam : + 9 jam
Gangguan : tidak ada
§ Pola Istirahat
Tidur siang : : + 1 jam
Tidur malam : 8 jam
Gangguan : anak rewel
6. Faktor sosial budaya
Ibu mengatakan tidak menganut adat istiadat setempat yang mempengaruhi perkembangan anak
7. Kemampuan anak
Motorik Kasar : Berjalan sendiri tanpa jatuh
Motorik Halus : Mencoret-coret dengan alat tulis
Bahasa : Mengungkapkan keinginan secara sederhana
Perilaku Sosial : Menunjuk bagian tubuh dan menyebut namanya
C. Data Obyektif
1. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran : composmentis
b. Keadaan umum : sedang
- Tanda-tanda vital
Suhu : 37 oC
Nadi : 92 x/ menit
Respirasi : 30 x/ menit
c. Pemeriksaan antopometri
BB : 9,5 kg LIKA : 40 cm
PB : 70 cm LILA : 10 cm
d. Kepala-leher
Kepala : mesochepal
Muka : simetris, tidak oedema
Mata : simetris
Mulut : simetris, mulut/bibir kering, tidak ada stomatitis, gigi susu sudah tumbuh 1 buah
Hidung : simetris, tidak ada polip, tidak ada secret dan epitaksis
Telinga : simetris, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada secret
Kulit : kering, turgor baik
Leher : tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid
Aksila : tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe
e. Thorax anterior
Simetris, tidak ada retraksi sternal
f. Abdomen anterior
Tidak ada pembesaran hati dan limpa
g. Genetalia
Sesuai dengan jenis kelamin laki-laki festis sudah turun
h. Anus
Berlubang, kemerahan, BAB > 3x/hari dengan konsistensi cair
i. Ekstermitas atas dan bawah
Simetris, tidak ada oedema, dapat digerakkan bebas
2. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium : tidak dilakukan
Rontgen : tidak dilakukan
USG : tidak dilakukan
II. INTERPRETASI DATA
a. Diagnosa Nomenklatur
An. A umur 1 tahun jenis kelamin laki-laki dengan DIARE
Data dasar:
Data S:
· Ibu mengatakan anaknya bernama “A” umur 1 tahun, jenis kelamin laki-laki.
· Ibu mengatakan anaknya batuk, pilek, sulit makan dan disertai demam (kadang-kadang)
Data O
· Keadaan umum : sedang
· Kesadaran : composmentis
· Tanda-tanda vital :
Suhu : 37 0C
Nadi : 92 x/ menit
Respirasi : 30 x / menit
· Bibir : kering
· Anus : kemerahan, BAB > 3x/hari dengan konsistensi cair
b. Diagnosa Masalah
Gangguan eliminasi dengan adanya keluhan BAB > 3x/hari dengan konsistensi cair.
c. Diagnosa Kebutuhan
Penyuluhan tentang diare dan support mental pada keluarga.
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Potensial terjadi diare dengan dehidrasi berat.
IV. ANTISIPASI PENANGANAN SEGERA
Amati tanda bahaya terjadinya dehidrasi berat.
1. Mata cekung
2. Demam
3. Anak tidak mampu minum, turgor kulit kurang
4. Sakit anak menjadi parah
V. INTERVENSI
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang keadaan anaknya sekarang
2. Beritahu ibu dan keluarga agar tidak memberikan obat-obatan dari warung
3. Beritahu ibu dan keluarga untuk memberikan obat dari Nakes pada anaknya apabila demam/kompres air hangat
4. Beritahu ibu dan keluarga agar tidak memberikan makanan pendamping ASI sampai bayinya berumur 6 bulan
5. Beritahu ibu dan keluarga tanda diare dan dehidrasi berat
6. Anjurkan ibu dan keluarga memeriksakan anaknya ke puskesmas
VI. IMPLEMENTASI
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa anaknya menderita diare jadi ibu tidak perlu khawatir tapi harus segera diberikan penanganan
2. Memberitahu ibu dan keluarga agar tidak memberikan obat-obatan dari warung karena diare akan sembuh
3. Memberitahu ibu dan keluarga untuk memberikan obat dari Nakes apabila anaknya demam/mengompres dengan air hangat
4. Memberitahu ibu dan keluarga agar tidak memberikan makanan pendamping ASI seperti pisang sampai anaknya berumur 6 bulan, cukup diberikan ASI saja secara on demand
5. Memberitahu ibu dan keluarga agar anaknya banyak minum air putih agar tidak dehidrasi.
6. Memberitahu ibu dan keluarga bahaya diare.
- penderita akan kehilangan cairan tubuh
- penderita tersebut menjadi lesu dan lemas
- penderita dapat meninggal bila kehilangan cairan tubuh lebih banyak lagi
7. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk memeriksakan anaknya ke puskesmas untuk mendapatkan penanganan segera.
VII. EVALUASI
1. Ibu dan keluarga mengerti penjelasan yang sudah disampaikan.
2. Ibu dan keluarga mengatakan tidak memberikan obat warung.
3. Ibu dan keluarga mengatakan mau memberikan obat pada anaknya, obat yang diberikan oleh Nakes saja.
4. Ibu dan keluarga bersedia untuk tidak memberikan makanan pendamping ASI sampai bayinya berumur 6 bulan.
5. Ibu dan keluarga tahu bahaya diare.
6. Ibu dan keluarga mau membawa anaknya ke puskesmas untuk memeriksakan kondisi anaknya.
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan studi kasus asuhan kebudanan komunitas keluarga Tn. S pada An. A dengan keluhan utama BAB cair lebih dari 3x sehari di RT. 01 RW. 02 Desa Kemanggungan Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal antara teori yang telah didapat dengan praktik ada kesenjangan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan studi kasus asuhan kebidanan komunitas dan mengadakan pembinaan kesehatan pada keluarga Tn. S dapat ditarik kesimpulan bahwa status kesehatan keluarga Tn. S kurang baik dan kesehatan atau kebersihan lingkungannya belum tercapai.
B. Saran
1. Diharapkan ada peningkatan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya.
2. Dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah kesehatan dasar dalam keluarga.
3. Diadakan kebersihan lingkungan 1 minggu sekali untuk meningkatkan kesehatan lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Effendy Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.
Depkes RI. 2000. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar